Langsung ke konten utama

"Seberapa Besar Kadar Syukur Kita? "

.
My Opinion , hidup ini tidak jauh dari dua hal ; Sabar dan Syukur. 
.
Kita sedang tidak membahas sabar, namun kita fokus ke rasa syukur kita kepada Allah Ta'ala.
.
Tak akan mampu bagi kita menghitung nikmat Allah Ta'ala, (lihat QS An-Nahl ayat 18).
Dan Allah akan menambah kenikmatan kepada kita jika kita bisa maksimal dan benar MENSYUKURI NIKMAT ALLAH (lihat QS Ibrahim ayat 7)
.
Namun, yang menjadi pertanyannya adalah, SEBERAPA BESAR KADAR SYUKUR KITA? 
.
Ya, karna tak sedikit dari kita yang memandang sempit makna SYUKUR.
Ada yang beranggapan cukup mengucap "hamdalah",  ada yang bersyukur ketika mendapat tambahan KEUANGAN, atau materi yang sifatnya bertambah/menguntungkan pribadi.
Bahkan, kita "auto" bahagia dan seakan LUPA HAKIKAT SYUKUR yang sesungguhnya. 
Pernahkah kita mensyukuri NIKMAT IMAN dan ISLAM yang telah dan masih Allah berikan kepada kita? 
.
Sudahkah kita maksimal dalam bersyukur? Yakni dengan menggunakan NIKMAT ALLAH pada hal yang Allah Ridhoi, seperti ber infaq, tambah "getol" ibadah nya, makin dekat dengan Allah, yang pada Intinya menjadikan kita Semangat dalam mengumpulkan bekal untuk menghadap Allah kelak. 
.
Lalu bagaimana? Sudahkah kita bersyukur dengan benar? dan SEBERAPA BESAR KADAR SYUKUR KITA? 
.
Jawaban nya ada pada dirimu !
.
Semoga, Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang pandai dan senantiasa bersyukur kepada Allah Ta'ala. Aamiin
#JanganLupaBacaQur'anYa :)
#Syukur

Komentar

  1. Sangat inspiratif. Semoga kita makon bisa bersyukur.

    BalasHapus
  2. Aamiin, terimakasih sudah mampir kak. Barakallahu, Semangat berkarya, menebar manfaat, sebagai bekal akhirat :')

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terimakasih sahabat, lanjutkan juga karya mu ! :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai Perubahan

  Mungkin banyak diantara kita yang kepengen sesuatu. Ada yang kepengen “sukses” dengan jadi pebisnis kaya raya, mahasiswa berprestasi, pembicara profesional, designer handal, dan segudang keinginan lainnya. Tapi sayangnya, itu semua berhenti di “pengen” aja. Tanpa ada aksi nyata untuk mewujudkannya. Iya, mungkin itu yang terjadi pada kita. Banyak maunya tapi nol usahanya. Punya mimpi besar tapi sehari-hari rebahan, scrolling sosmed, akhirnya muncul rasa membanding-bandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain. Kita akan jadi gitu-gitu aja, selama kita gak memutuskan untuk berubah. Dan kita gak akan bisa berubah, sebelum kita memutuskan untuk ”memulai perubahan” dengan merubah diri kita sendiri. Langkah awal untuk memulai perubahan adalah dengan mengubah kebiasaan kita. Iya, karena kebiasaan akan membentuk kepribadian/karakter kita. Kebiasaan ini juga menjadi modal penting untuk meraih mimpi-mimpi kita. Mungkin diawal memang perlu dipaksa dan gak nyaman, tapi itu

Kebiasaan

Coba deh kita jujur, selama ini hidup kita disibukkan oleh apa? Sesuatu yang baik kah, atau justru sesuatu yang buruk? Kenapa penting mengetahui hal ini? Karena, kita akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan yang kita lakukan. Jika kita terbiasa melakukan sholat, puasa, berbakti pada orang tua, menuntut ilmu, berdakwah, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan baik (husnul khatimah) pun semakin besar. Tapi, jika kita terbiasa melakukan maksiat, meninggalkan kewajiban, melanggar perintah Allah, dan melakukan maksiat-maksiat lainnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan buruk (su’ul khatimah) pun semakin besar. Wal’iyadzubillah Kadang kita terkecoh dengan bisikan-bisikan syaithan, dengan berpikir “gapapalah maksiat, toh amal shalih saya lebih banyak. Kan cuma begini doang, gak gede kok dosanya”.   Reminder untuk diri kita, bahwa amal shalih yang kita lakukan, belum tentu Allah terima, tapi kita udah bangga diri (kepedean) kalo itu ket

Menikmati Proses

Setiap kita mungkin punya mimpi yang ingin kita gapai. Entah mimpinya terlalu besar, atau mindset kita yang terlalu kecil sehingga muncul pertanyaan “bisa gak ya?” dalam benak kita. Tapi mungkin itu hanya perasaan kita aja. Iya, daripada overthinking pada sesuatu yang belum terjadi, lebih baik kita fokus untuk mengeksekusi sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, mencicil hal-hal yang bisa membuat kita lebih dekat dengan mimpi kita. Saat menjalani langkah-langkah tersebut, inilah yang disebut dengan “fase proses” dalam menggapai mimpi kita dan di fase inilah banyak hal yang akan kita dapatkan. Mulai dari pengalaman, ilmu bahkan pahala.   Pengalaman sudah pasti kita dapat, karena dalam menjalani proses kita pasti melakukan sesuatu. Saat melakukan sesuatu itu, apakah dia berujung berhasil atau tidak, yang pasti itu adalah pengalaman bagi kita, dan akan berguna nantinya ketika kita menghadapi hal yang serupa. Bukankah pengalaman merupakan guru terbaik?   Ilmu juga pasti kita