Langsung ke konten utama

Untuk Apa Sebenarnya Manusia di Ciptakan?


Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat datang teman-teman semua, yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala.
Perkenalkan, saya Hendri Agusman, sahabat mu se-iman (mukmin) yang berharap semoga kelak kita dimasukkan oleh Allah kedalam Jannah-Nya. Aamiin
.
Baiklah, sekedar memberi tahu kepada teman-teman semua, bahwa ini adalah artikel perdana saya. Insyaa Allah akan berkelanjutan saya update artikel/postingan di blog saya ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai “Untuk Apa Sebenarnya Manusia di Ciptakan?”.
.
Namun, sebelum lanjut ke pembahasan inti, saya ingin mengingatkan kepada teman-teman semua bahwa disini saya mencoba BERBAGI ILMU ya, bukan bermaksud menjadi "ustadz online" ataupun "guru online" hehe. Jadi, jika terdapat banyak kekurangan harap dimaklumi, dan mungkin bisa diskusi bersama akan kekurangan tersebut sehingga dapat saya perbaiki. Insyaa Allah
.
Baik, sebagai manusia khususnya seorang muslim, tentu kita memiliki dan meyakini adanya Sang Pencipta yang menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya, yaitu Allah Ta’ala. Zat yang Tunggal, tempat kita menggantungkan segala urusan kita, yang tidak ber-anak maupun di peranak-kan, dan tidak ada yang dapat menyerupai-Nya.
Namun, tahukah teman-teman semua, kita diciptakan oleh Allah untuk apa? Nge-game kah?, liburan ke luar negeri kah?, ngumpulin harta sebanyak-banyak nya kah?, berlomba membangun rumah ataupun gedung bertingkat kah?,
.
NO NO NO
.
Kita salah besar jika menganggap tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk hal-hal diatas.
Lalu, apa sih sebenarnya tujuan Allah menciptakan kita?
.
Tujuan Allah menciptakan kita, jika merujuk pada kitab suci Al-Qur’an, terbagi menjadi tiga :
.
11.   Untuk beribadah kepada Allah
22.   Untuk menjadi khalifah di muka bumi
33.   Untuk berdakwah (amar ma’ruf nahi mungkar)

Oke, kita bahas singkat satu persatu ya sahabat
1      
11. Untuk beribadah kepada Allah
Ya, tujuan ini terdapat pada surah Adz-Dzariyat ayat 56 :
﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ٥٦ ﴾

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Dalam ayat tersebut, sudah jelas rasanya bahwa Allah menciptakan kita adalah agar kita melakukan suatu hal yang agung, yaitu beribadah kepada Allah Ta’ala. Banyak sekali macam-macam ibadah kepada Allah, seperti shalat, puasa, zakat, haji/umrah, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, bersedekah, bahkan berkata baik pun merupakan suatu ibadah asal kan niat kita ikhlas karna Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

22. Untuk menjadi khalifah di muka bumi
Nah, ini juga merupakan tujuan Allah menciptakan manusia, bahkan momen ketika Allah akan menciptakan manusia untuk menjadi khalifah dimuka bumi diabadikan Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 :

﴿ وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠ ﴾

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Maasyaa Allah, padahal Allah memiliki makhluk yang senantiasa bertasbih dan memuji Allah Ta’ala yakni malaikat, namun Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Kenapa? Diakhir ayat Allah jelaskan dengan tegas bahwa Allah mengetahui sedangkan kita tidak mengetahui
Allah saja yakin dalam memberi kita amanah menjadi khalifah di muka bumi, maka kita harus berbuat sebaik dan semaksimal mungkin dalam mengemban amanah suci nan agung tersebut, salah satunya dengan tidak berbuat kerusakan di bumi tercinta ini.

33. Untuk berdakwah (amar ma’ruf nahi munkar)
Baik, yang terakhir mengenai tujuan pencipataan manusia sesuai yang ada di dalam Al-Qur’an adalah untuk berdakwah (amar ma’ruf nahi munkar).

Hal tersebut terdapat dalam surah Ali ‘Imran ayat 110 :

﴿ كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠ ﴾
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Allahu Akbar, ngena hati banget ayat ini. Kita mendapat gelar sebagai UMAT TERBAIK sahabat, disebabkan karna kita menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah dari yang munkar.

Nah, pertanyaan nya gimana cara kita ber amar ma’ruf nahi munkar?
Ada banyak sekali cara/jalan yang dapat kita lakukan dalam berbuat kebaikan lho sahabat ! Misal dengan mengajak keluarga menunaikan sholat, mengajak keluarga dan orang sekitar belajar ilmu Agama atau saling tolong menolong dalam ketaatan. Bahkan dengan berbagi ilmu pun termasuk amar ma’ruf  lho ! Karna, jika ilmu yang kita bagikan kemudian diamalkan oleh orang lain, otomatis kita bakal dapet pahala yang sama, tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya. Perfect and Maasyaa Allah banget kan sahabat.

Nah, itu tadi ya 3 tujuan Allah menciptakan kita sebagai manusia dibumi ini. Sungguh amanah yang begitu mulia bagi kita, jika kita benar-benar maksimal dalam mengerjakan/merealisasikan tujuan tersebut
Termasuk ketika kamu membagikan postingan ini, Insyaa Allah menjadi bagian dari menyuruh kepada kebaikan/amar ma’ruf  tadi, juga sebagai ibadah kepada Allah dengan niat yang ikhlas maka kita akan mendulang banyak pahala.

Baik, demikian sahabat hal yang bisa saya sampaikan pada artikel kali ini, semoga bermanfaat ya. Mari bersama berbagi kebaikan.
.
-Wallahu a'lam bishshowab-
.
Baarakallahu fiikum jami’an
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Terimasih sudah membaca
Jika kamu memiliki tambahan ilmu mengenai pembahasan diatas, silakan tambahkan di kolom komentar ya sahabat.

Dari Sahabatmu se-Iman,

-Hendri Agusman-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai Perubahan

  Mungkin banyak diantara kita yang kepengen sesuatu. Ada yang kepengen “sukses” dengan jadi pebisnis kaya raya, mahasiswa berprestasi, pembicara profesional, designer handal, dan segudang keinginan lainnya. Tapi sayangnya, itu semua berhenti di “pengen” aja. Tanpa ada aksi nyata untuk mewujudkannya. Iya, mungkin itu yang terjadi pada kita. Banyak maunya tapi nol usahanya. Punya mimpi besar tapi sehari-hari rebahan, scrolling sosmed, akhirnya muncul rasa membanding-bandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain. Kita akan jadi gitu-gitu aja, selama kita gak memutuskan untuk berubah. Dan kita gak akan bisa berubah, sebelum kita memutuskan untuk ”memulai perubahan” dengan merubah diri kita sendiri. Langkah awal untuk memulai perubahan adalah dengan mengubah kebiasaan kita. Iya, karena kebiasaan akan membentuk kepribadian/karakter kita. Kebiasaan ini juga menjadi modal penting untuk meraih mimpi-mimpi kita. Mungkin diawal memang perlu dipaksa dan gak nyaman, tapi itu

Kebiasaan

Coba deh kita jujur, selama ini hidup kita disibukkan oleh apa? Sesuatu yang baik kah, atau justru sesuatu yang buruk? Kenapa penting mengetahui hal ini? Karena, kita akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan yang kita lakukan. Jika kita terbiasa melakukan sholat, puasa, berbakti pada orang tua, menuntut ilmu, berdakwah, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan baik (husnul khatimah) pun semakin besar. Tapi, jika kita terbiasa melakukan maksiat, meninggalkan kewajiban, melanggar perintah Allah, dan melakukan maksiat-maksiat lainnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan buruk (su’ul khatimah) pun semakin besar. Wal’iyadzubillah Kadang kita terkecoh dengan bisikan-bisikan syaithan, dengan berpikir “gapapalah maksiat, toh amal shalih saya lebih banyak. Kan cuma begini doang, gak gede kok dosanya”.   Reminder untuk diri kita, bahwa amal shalih yang kita lakukan, belum tentu Allah terima, tapi kita udah bangga diri (kepedean) kalo itu ket

Menikmati Proses

Setiap kita mungkin punya mimpi yang ingin kita gapai. Entah mimpinya terlalu besar, atau mindset kita yang terlalu kecil sehingga muncul pertanyaan “bisa gak ya?” dalam benak kita. Tapi mungkin itu hanya perasaan kita aja. Iya, daripada overthinking pada sesuatu yang belum terjadi, lebih baik kita fokus untuk mengeksekusi sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, mencicil hal-hal yang bisa membuat kita lebih dekat dengan mimpi kita. Saat menjalani langkah-langkah tersebut, inilah yang disebut dengan “fase proses” dalam menggapai mimpi kita dan di fase inilah banyak hal yang akan kita dapatkan. Mulai dari pengalaman, ilmu bahkan pahala.   Pengalaman sudah pasti kita dapat, karena dalam menjalani proses kita pasti melakukan sesuatu. Saat melakukan sesuatu itu, apakah dia berujung berhasil atau tidak, yang pasti itu adalah pengalaman bagi kita, dan akan berguna nantinya ketika kita menghadapi hal yang serupa. Bukankah pengalaman merupakan guru terbaik?   Ilmu juga pasti kita