Langsung ke konten utama

"Resep" Penguat Hati di Kala Rapuh #Part2



Pada pembahasan lalu saya telah sharing berupa pengantar, mengenai betapa berpengaruhnya keadaan hati terhadap segala lini aktifitas kita, beserta “resep” penguat hati di kala rapuh bagian pertama.

Maka bagi sahabat semua yang belum membaca nya, saya sangat menyarankan untuk membaca bagian pertama terlebih dahulu ya, agar sharing kita di part 2 ini, lebih bermanfaat. Silakan baca di (https://hendriagusman.blogspot.com/2020/06/resep-penguat-hati-di-kala-rapuh.html)

Baiklah, kali ini kita akan melanjutkan sharing mengenai pengalaman saya pribadi dalam menguatkan hati di kala rapuh bagian kedua. Yaitu :

#2 Curhat ke Allah

Mungkin kita semua sudah sering mendengar atau membaca “resep” kedua diatas ya. Namun, apakah kita sudah mempraktekkannya dengan baik dan benar? Apakah sudah memberikan dampak positif bagi kehidupan kita, terutama hati kita? Jawaban nya ada di diri sahabat semua ya, hehe.

Anggap saja kita semua baru mengetahui “resep” diatas, agar hati kita lebih lapang dalam menerima sesuatu hal yang mudah-mudahan bisa menjadi ilmu yang Allah berkahi.

Kita semua PASTI pernah mengalami perasaan gelisah, bingung ingin berbuat apa, di tambah keadaan finansial menurun, tugas menumpuk dan sederet hal yang membuat rasanya hati ini ‘sumpek’ bahkan bingung sebenarnya apa yang tengah hati kita rasakan saat ini. Rasanya manusia tak ada yang mengerti akan maksud hati ini.

Namun, coba deh kita renungkan, KITA INI MUSLIM, kita ini memiliki Tuhan yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu, Yang Maha Agung, Maha Bijaksana dan Maha Mendengar curahan bahkan keluhan hamba-hamba-Nya. Pernah gak sih kita tuh curhat, ngeluhin semua permasalahan hidup kita ke Allah?

Pernah gak sih, kita nangis sambil menuturkan berbagai beban hidup yang tengah kita rasakan ke Allah?
Pernah gak sih, ketika kita mendapat/merasakan kegelisahan, ke-sumpek-an dalam hidup dan sebagainya, kita langsung inget bahwa kita punya Allah yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu kemudian kita otw wudhu, sholat sunnah mutlak misal, lalu puas-puasin Curhat ke Allah?
Ya, lagi-lagi jawaban nya ada di diri kita ya sahabat.

Oke, mulai saat ini gimana kalau kita buat komitmen? Bukan komitmen untuk hidup bersama ya. :’v
Namun, setelah baca ini, kita mengusahakan curhatin berbagai kebutuhan atau permasalahan hidup kita ke Allah dulu.

Lalu, mengapa dan apa yang akan kita dapatkan ketika curhat ke Allah?

Pertama, curhatan/do’a kita pasti Allah respon gak mungkin di abaikan oleh Allah. Cek Qur’an surah al-Baqarah ayat 186 :

﴿ وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦ ﴾

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Coba renungkan terjemah ayat yang bercetak tebal diatas, bukankah artinya Allah pasti mengabulkan/merespon permohonan atau curhatan kita?
Untuk itu, kita gak perlu khawatir apalagi ragu kalau curhatan kita sia-sia ke Allah, karna pasti Allah akan memberikan “respon” terbaik dari curhatan kita. Karna Allah Maha Mengetahui apa yang tidak kita ketahui.

Kedua, hati kita pasti tenang.

Minimal sekali ketika kita mengingat bahwa Allah-lah Dzat yang terbaik untuk kita memohonkan segala kebutuhan kita pada-Nya, hati kita akan menjadi tenang. Cek surah ar-Ra’d ayat 28 :

﴿ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ  ٢٨ ﴾

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

Maasyaa Allah, begitu banyak kebaikan yang kita dapatkan ketika kita memutuskan untuk mencurahkan segala kebutuhan/permasalahan kita hanya kepada Allah Ta’ala.

Untuk itu, nasihat bagi diri saya pribadi dan tentunya untuk sahabat semua, yuk kita kurangi dan tinggalkan perilaku curhat di sosial media.
Karna, alih-alih mengharap respon dan ketenangan hati dari manusia, justru kehidupan kita makin terasa sempit ketika harapan itu tidak terwujud dan kita tidak mendapatkan pertolongan apapun dari manusia.

Tentunya, seiring kita curhat ke Allah kita juga harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan cara melakukan berbagai kebaikan atau amal shalih sehingga pertolongan atau keajaiban dari Allah lebih cepat datangnya.

Semoga bermanfaat
Wallahu a'lam bishshowab
Barakallahu fiikum jami’an

Jika sahabat semua memiliki tambahan ilmu ataupun saran boleh sampaikan di kolom komentar ya.
#JanganLupaBacaQuranYa

Salam,
Hendri Agusman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai Perubahan

  Mungkin banyak diantara kita yang kepengen sesuatu. Ada yang kepengen “sukses” dengan jadi pebisnis kaya raya, mahasiswa berprestasi, pembicara profesional, designer handal, dan segudang keinginan lainnya. Tapi sayangnya, itu semua berhenti di “pengen” aja. Tanpa ada aksi nyata untuk mewujudkannya. Iya, mungkin itu yang terjadi pada kita. Banyak maunya tapi nol usahanya. Punya mimpi besar tapi sehari-hari rebahan, scrolling sosmed, akhirnya muncul rasa membanding-bandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain. Kita akan jadi gitu-gitu aja, selama kita gak memutuskan untuk berubah. Dan kita gak akan bisa berubah, sebelum kita memutuskan untuk ”memulai perubahan” dengan merubah diri kita sendiri. Langkah awal untuk memulai perubahan adalah dengan mengubah kebiasaan kita. Iya, karena kebiasaan akan membentuk kepribadian/karakter kita. Kebiasaan ini juga menjadi modal penting untuk meraih mimpi-mimpi kita. Mungkin diawal memang perlu dipaksa dan gak nyaman, tapi itu

Kebiasaan

Coba deh kita jujur, selama ini hidup kita disibukkan oleh apa? Sesuatu yang baik kah, atau justru sesuatu yang buruk? Kenapa penting mengetahui hal ini? Karena, kita akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan yang kita lakukan. Jika kita terbiasa melakukan sholat, puasa, berbakti pada orang tua, menuntut ilmu, berdakwah, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan baik (husnul khatimah) pun semakin besar. Tapi, jika kita terbiasa melakukan maksiat, meninggalkan kewajiban, melanggar perintah Allah, dan melakukan maksiat-maksiat lainnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan buruk (su’ul khatimah) pun semakin besar. Wal’iyadzubillah Kadang kita terkecoh dengan bisikan-bisikan syaithan, dengan berpikir “gapapalah maksiat, toh amal shalih saya lebih banyak. Kan cuma begini doang, gak gede kok dosanya”.   Reminder untuk diri kita, bahwa amal shalih yang kita lakukan, belum tentu Allah terima, tapi kita udah bangga diri (kepedean) kalo itu ket

Menikmati Proses

Setiap kita mungkin punya mimpi yang ingin kita gapai. Entah mimpinya terlalu besar, atau mindset kita yang terlalu kecil sehingga muncul pertanyaan “bisa gak ya?” dalam benak kita. Tapi mungkin itu hanya perasaan kita aja. Iya, daripada overthinking pada sesuatu yang belum terjadi, lebih baik kita fokus untuk mengeksekusi sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, mencicil hal-hal yang bisa membuat kita lebih dekat dengan mimpi kita. Saat menjalani langkah-langkah tersebut, inilah yang disebut dengan “fase proses” dalam menggapai mimpi kita dan di fase inilah banyak hal yang akan kita dapatkan. Mulai dari pengalaman, ilmu bahkan pahala.   Pengalaman sudah pasti kita dapat, karena dalam menjalani proses kita pasti melakukan sesuatu. Saat melakukan sesuatu itu, apakah dia berujung berhasil atau tidak, yang pasti itu adalah pengalaman bagi kita, dan akan berguna nantinya ketika kita menghadapi hal yang serupa. Bukankah pengalaman merupakan guru terbaik?   Ilmu juga pasti kita