Langsung ke konten utama

"Kiat-Kiat Menjaga Waktu" Part 1


KIAT-KIAT MENJAGA WAKTU
Part 1
Waktu merupakan aset yang paling berharga bagi setiap manusia. Bahkan lebih mahal nilainya dibanding harta dunia.

Sampai Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

Kita renungkan firman Allah dalam surah al-‘Asr :
﴿ وَالْعَصْرِۙ ١ ﴾
1.  Demi masa,
﴿ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ ﴾
2.  sungguh, manusia berada dalam kerugian,
﴿ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ ٣ ﴾

3.  kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Allah Ta’ala sampai bersumpah demi masa (setiap detik waktu yang kita lalui), sehingga menjadi indikasi bahwa begitu berharganya waktu. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan bahwa manusia itu RUGI.
Kecuali, mereka yang beriman, beramal shalih (mengerjakan kebaikan) dan saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Hal ini menjadikan kita sadar bahwa begitu berharga nya WAKTU, maka selayaknya bagi kita untuk menggunakan dan menghargai nya dengan sebaik serta semaksimal mungkin.

Lalu, apa saja kiat-kiat menjaga waktu dalam Islam?
Oke, sekali lagi saya hanya berbagi ilmu ya sahabat, bukan menggurui sahabat pembaca semua.

1.     Memohon Taufik Kepada Allah Ta’ala

Jelas, kiat yang pertama adalah kita HARUS memohon taufik kepada Allah Ta’ala, agar Allah berikan kemudahan dan keberkahan kepada kita dalam memanfaatkan waktu kita, sehingga kita tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi.

Adapun do’a yang bisa kita rutinkan memanjatkannya adalah seperti yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.”

Artinya :
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)

Dalam do’a tersebut menunjukkan bahwa kita memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari sifat lemah, salah satunya lemah dalam memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan.

Kemudian berlindung dari sifat malas, agar kita mampu mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi kita dan tidak berleha-leha kemudian waktu habis tanpa digunakan untuk kebaikan sedikit pun.

Terutama, dalam suasana pandemi saat ini, tentu kebanyakan dari kita memiliki waktu luang yang cukup banyak.

Tergantung pada diri kita, bagaimana kita dalam menggunakannya, habis dalam kebaikan atau justru keburukan?

Mengapa kita tidak mencoba membuat karya? Membantu orang tua? Belajar ilmu Agama? Dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Tentu hal itu lebih selamat dan mampu menghasilkan kebahagian di dunia dan akhirat jika kita prioritaskan, konsisten dan menjaga niat. Dibanding mengerjakan sesuatu yang tiada manfaat nya bahkan justru bersifat keburukan/kemaksiatan yang akan berbuah kebinasaan dan kesengsaraan, (wal ‘iyadzubillah).

Jadi, kiat yang pertama dan utama untuk MENJAGA WAKTU adalah, Memohon Taufiq Kepada Allah Ta’ala, karna sejatinya kemampuan kita dalam berbuat baik dan memanfaatkan waktu ialah karna pertolongan dan taufik dari Allah Ta’ala.

Demikian sahabat, KIAT MENJAGA WAKTU bagian pertama, Insyaa Allah postingan selanjutnya kita akan bahas mengenai bagian yang kedua.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita taufik nya untuk dapat berbuat segala kebaikan yang Allah ridhoi, dengan niat yang ikhlas karna-Nya, kemudian dapat istiqomah diatasnya. Aamiin.

Barakallahu fiikum jami’an
Wallahu A’lam Bishshowab

#ThePowerOfDoa
#JanganLupaBacaQuran

Salam,


Hendri Agusman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai Perubahan

  Mungkin banyak diantara kita yang kepengen sesuatu. Ada yang kepengen “sukses” dengan jadi pebisnis kaya raya, mahasiswa berprestasi, pembicara profesional, designer handal, dan segudang keinginan lainnya. Tapi sayangnya, itu semua berhenti di “pengen” aja. Tanpa ada aksi nyata untuk mewujudkannya. Iya, mungkin itu yang terjadi pada kita. Banyak maunya tapi nol usahanya. Punya mimpi besar tapi sehari-hari rebahan, scrolling sosmed, akhirnya muncul rasa membanding-bandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain. Kita akan jadi gitu-gitu aja, selama kita gak memutuskan untuk berubah. Dan kita gak akan bisa berubah, sebelum kita memutuskan untuk ”memulai perubahan” dengan merubah diri kita sendiri. Langkah awal untuk memulai perubahan adalah dengan mengubah kebiasaan kita. Iya, karena kebiasaan akan membentuk kepribadian/karakter kita. Kebiasaan ini juga menjadi modal penting untuk meraih mimpi-mimpi kita. Mungkin diawal memang perlu dipaksa dan gak nyaman, tapi itu

Kebiasaan

Coba deh kita jujur, selama ini hidup kita disibukkan oleh apa? Sesuatu yang baik kah, atau justru sesuatu yang buruk? Kenapa penting mengetahui hal ini? Karena, kita akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan yang kita lakukan. Jika kita terbiasa melakukan sholat, puasa, berbakti pada orang tua, menuntut ilmu, berdakwah, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan baik (husnul khatimah) pun semakin besar. Tapi, jika kita terbiasa melakukan maksiat, meninggalkan kewajiban, melanggar perintah Allah, dan melakukan maksiat-maksiat lainnya, maka peluang kita dimatikan dalam keadaan buruk (su’ul khatimah) pun semakin besar. Wal’iyadzubillah Kadang kita terkecoh dengan bisikan-bisikan syaithan, dengan berpikir “gapapalah maksiat, toh amal shalih saya lebih banyak. Kan cuma begini doang, gak gede kok dosanya”.   Reminder untuk diri kita, bahwa amal shalih yang kita lakukan, belum tentu Allah terima, tapi kita udah bangga diri (kepedean) kalo itu ket

Menikmati Proses

Setiap kita mungkin punya mimpi yang ingin kita gapai. Entah mimpinya terlalu besar, atau mindset kita yang terlalu kecil sehingga muncul pertanyaan “bisa gak ya?” dalam benak kita. Tapi mungkin itu hanya perasaan kita aja. Iya, daripada overthinking pada sesuatu yang belum terjadi, lebih baik kita fokus untuk mengeksekusi sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, mencicil hal-hal yang bisa membuat kita lebih dekat dengan mimpi kita. Saat menjalani langkah-langkah tersebut, inilah yang disebut dengan “fase proses” dalam menggapai mimpi kita dan di fase inilah banyak hal yang akan kita dapatkan. Mulai dari pengalaman, ilmu bahkan pahala.   Pengalaman sudah pasti kita dapat, karena dalam menjalani proses kita pasti melakukan sesuatu. Saat melakukan sesuatu itu, apakah dia berujung berhasil atau tidak, yang pasti itu adalah pengalaman bagi kita, dan akan berguna nantinya ketika kita menghadapi hal yang serupa. Bukankah pengalaman merupakan guru terbaik?   Ilmu juga pasti kita