Langsung ke konten utama

Memulai Perubahan




 

Mungkin banyak diantara kita yang kepengen sesuatu.

Ada yang kepengen “sukses” dengan jadi pebisnis kaya raya, mahasiswa berprestasi, pembicara profesional, designer handal, dan segudang keinginan lainnya.

Tapi sayangnya, itu semua berhenti di “pengen” aja. Tanpa ada aksi nyata untuk mewujudkannya.

Iya, mungkin itu yang terjadi pada kita. Banyak maunya tapi nol usahanya. Punya mimpi besar tapi sehari-hari rebahan, scrolling sosmed, akhirnya muncul rasa membanding-bandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain.

Kita akan jadi gitu-gitu aja, selama kita gak memutuskan untuk berubah. Dan kita gak akan bisa berubah, sebelum kita memutuskan untuk ”memulai perubahan” dengan merubah diri kita sendiri.

Langkah awal untuk memulai perubahan adalah dengan mengubah kebiasaan kita. Iya, karena kebiasaan akan membentuk kepribadian/karakter kita. Kebiasaan ini juga menjadi modal penting untuk meraih mimpi-mimpi kita.

Mungkin diawal memang perlu dipaksa dan gak nyaman, tapi itu wajar, namanya juga proses perubahan, gak ada yang tiba-tiba berubah sehari dua hari, harus ada proses panjang untuk membentuk kebiasaan.

Membentuk kebiasaan baik pun tentu perlu tahapan. Agar diri kita gak kaget dengan perubahan. Mulai dari kebiasaan yang kecil dulu, lalu perlahan meningkat, dan lama kelamaan menjadi kebiasaan yang besar.

Misal, kita pingin rajin sholat, coba dulu untuk sholat lima waktu, baru ditingkatin dengan berjamaah dimasjid, tingkatin lagi dengan sholat sunnah, dst. Atau pingin jadi mahasiswa berprestasi, maka kebiasaan kita harus disiplin ngerjain tugas, disiplin setiap hari belajar meski sedikit, serius ketika belajar, rajin diskusi, dsb.

Intinya step by step.

Berubah menjadi lebih baik memang capek, tapi lebih capek kalo hidup tanpa perubahan kearah yang lebih baik.

﴿ ...ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ... ١١ ﴾

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d [13] : 11)

Allah aja pingin kita berubah dulu, baru nanti Allah yang akan bantu perubahan kita.

Setelah kita berusaha merubah diri kita dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan kita, maka selanjutnya kita minta tolong ke Allah melalui banyak beribadah dan berdoa kepada-Nya. Karena sebagai seorang manusia, kita adalah makhluk yang lemah dan terbatas, sangat wajar jika kita memerlukan pertolongan Sang Pencipta, yaitu Allah Ta’ala Zat Yang Maha Kuat dan Maha Segalanya.

Ketika diri kita sudah memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik dan konsisten menjalani prosesnya, InsyaaAllah kita akan layak meraih mimpi-mimpi besar kita dan menjadi sukses dibidang kita.

Barakallahu fiikum,

Saudaramu, Hendri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Definisi Ibadah dan Hikmah Penciptaan Manusia"

# DEFINISI IBADAH secara bahasa berarti merendahkan diri dan tunduk. Sedangkan dalam syara’ memiliki banyak definisi, dan disini saya akan menjelaskan tiga point saja ya. . Pertama, ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang lahir maupun yang batin . Kedua, ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya . Ketiga, ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan tunduk paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi . Ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu ibadah hati, lisan, dan anggota badan. . Jadi, ibadah itu tidak melulu sholat, puasa, haji, infaq dan sebagainya. Namun juga hati kita dapat menunaikan ibadah, misal berprasangka baik kepada Allah kemudian kepada sesama manusia, sabar, ikhlas, dan masih banyak lagi ibadah hati yang dapat kita lakukan. Melalui lisan pun juga dapat menjadi ...

Untuk Apa Sebenarnya Manusia di Ciptakan?

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat datang teman-teman semua, yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Perkenalkan, saya Hendri Agusman, sahabat mu se-iman ( mukmin ) yang berharap semoga kelak kita dimasukkan oleh Allah kedalam Jannah-Nya. Aamiin . Baiklah, sekedar memberi tahu kepada teman-teman semua, bahwa ini adalah artikel perdana saya. Insyaa Allah akan berkelanjutan saya update artikel/postingan di blog saya ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai “Untuk Apa Sebenarnya Manusia di Ciptakan?” . . Namun, sebelum lanjut ke pembahasan inti, saya ingin mengingatkan kepada teman-teman semua bahwa disini saya mencoba BERBAGI ILMU ya, bukan bermaksud menjadi "ustadz online" ataupun "guru online" hehe. Jadi, jika terdapat banyak kekurangan harap dimaklumi, dan mungkin bisa diskusi bersama akan kekurangan tersebut sehingga dapat saya perbaiki. Insyaa Allah . Baik, sebagai manusia khususnya...

"Resep" Penguat Hati di Kala Rapuh #Part1

Kehidupan dunia menghadirkan banyak rasa bagi setiap manusia, ada saatnya terasa manis, namun kadang kala sebaliknya. . Ya, terkadang mungkin manusia berpikir amat lelah hidup di dunia ini, terlebih ketika hati sedang rapuh makin tak kuat rasanya menjalani kehidupan. . Mengapa bisa hati yang rapuh, namun seluruh aktifitas kita ikut terpengaruh? Hal ini mengingatkan kita akan sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam , yang artinya : . “Ketahuilah, sungguh di dalam jasad itu ada segumpal darah; jika ia baik, baik pula seluruh jasad tersebut dan jika ia rusak, rusak pula seluruh jasad tersebut. Ketahuilah itu adalah hati” (H.R Bukhari dalam Al-Iman ) . Dari sabda Nabi tersebut, menjadikan kita paham bahwa keadaan hati sangatlah berpengaruh pada setiap lini kehidupan kita. Namun, bagaimana jadinya jika saat ini hati kita sedang merasa tidak baik-baik saja? Adakah “resep” penguat hati di kala rapuh? . Oke, jadi kali ini saya akan share/berbagi pengalaman mengenai re...