Tidak bisa dipungkiri, diri kita begitu dinamis. Kadang rajin, kadang males. Kadang seneng, kadang sedih. Kadang taat, kadang maksiat. Ya itulah manusia, lemah, terbatas, dan selalu berubah-ubah.
Tentu hal itu manusiawi, karena itu tandanya kita memiliki nafsu/kecenderungan/dorongan hati yang kuat. Namun, yang mampu membuat kita menjadi “bernilai” adalah penyikapan kita terhadap hal-hal tersebut. Bagaimana cara kita menyikapi nafsu tersebut. Karena biasanya, nafsu jika tidak disikapi dengan tepat, maka akan menimbulkan keburukan.
Untuk itu, maka kita memerlukan Self Control/Pengendalian Diri agar memudahkan kita untuk mengendalikan nafsu kita.
Pengendalian diri adalah upaya kita dalam mengendalikan atau mengarahkan diri kita agar tetap berada pada jalan yang benar. Yaitu jalan yang Allah tunjukkan.
Artinya, pengendalian diri ini erat hubungannya dengan koneksi antara kita dan Allah. Karena kita melawan hawa nafsu kita sendiri, dan hawa nafsu cenderung untuk berbuat keburukan ditambah syaithan yang selalu menggoda kita.
Ketika kita sadar bahwa diri kita lemah dan terbatas, maka sangat wajar dan memang seharusnya untuk kita meminta dan memakai petunjuk Allah sebagai cara untuk mengendalikan diri kita melawan hawa nafsu, karena Allah yang menciptakan kita maka cuma Allah yang paham bagaimana yang terbaik untuk kita.
Selama hidup didunia, kita akan selalu memerlukan “pengendalian diri”. Karena dunia penuh dengan ujian kehidupan dan salah satu ujiannya adalah hawa nafsu kita. Jika kita mampu mengendalikan diri selama didunia, maka peluang selamat dan bahagia diakhirat semakin besar. Namun, jika kita tidak mampu mengendalikan diri selama didunia, maka peluang celaka dan sengsara diakhiratpun menanti kita.
Tentu kita menginginkan kehidupan yang baik diakhirat. Maka, kita harus siap mengendalikan diri kita selama didunia, dan cara terbaik untuk mengendalikan diri kita adalah dengan mentaati petunjuk Sang Pencipta, yaitu Allah Ta’ala.
Apa yang Allah perintahkan, maka dengan sepenuh hati kita melaksanakannya. Untuk perkara yang Allah larang, maka sepenuh hati pula kita meninggalkannya.
Jadi,
ketika kita dihadapkan pada kondisi seneng, maka bagaimana caranya senengnya
kita bernilai pahala disisi Allah. Bersyukur misalnya. Ketika sedih, kita
perbanyak mengingat Allah agar hati kita tenang.
Ketika bisa taat, maka perbanyak doa agar Allah istiqomahkan kita. Ketika ingin bermaksiat, maka selalu ingat betapa bencinya Allah jika kita melakukannya.
Pengendalian
diri dapat mengubah sikap kita dalam menghadapi sesuatu.
Dengan kita mengendalikan diri, maka menjalani kehidupan pun bisa lebih kita nikmati.
Semoga
Allah berikan kita kekuatan untuk bisa mengendalikan diri kita agar tetap dalam
ketaatan.
Semoga
bermanfaat, bantu share biar jadi kebaikan untukmu juga.
Saudaramu, Hendri.
Komentar
Posting Komentar