“Hendri, munaqasahmu diundur ya, hari Selasa jam 09.00”
Ya, ini adalah sebuah kalimat yang datang tiba-tiba dan membuat diri saya kaget. Kenapa? Karena harusnya jadwal saya munaqasah (sidang hasil skripsi) adalah besok (hari Jum’at/24 Juni 2022), namun diundur (Selasa/28 Juni 2022) secara mendadak dengan alasan adanya rapat kepala dan sekretaris jurusan.
Tentu ini merupakan takdir (ketetapan) Allah. Karena sebagai manusia, saya gak bisa memilih kejadian ini untuk terjadi, ini terjadi diluar kendali saya, secara tiba-tiba. Sebagai seorang muslim, tentu sikap saya adalah menerima ketetapan Allah.
Namun, pada kejadian ini bukan diundurnya yang menjadi point inti pembahasan. Tetapi ada beberapa pembelajaran yang saya dapatkan dengan adanya kejadian ini.
Pertama,
belajar menerima ketetapan Allah. Memang gak mudah, apalagi ketetapan itu
menurut kita gak sesuai harapan, “kenapa gini si?”.
Tapi sebagai muslim yang beriman, kita harus lapang dada menerima segala ketetapan Allah, sebagai wujud keimanan kita.
Kedua,
belajar berbaik sangka dengan keputusan Allah. Kalau dipikir lagi, ketetapan
Allah adalah yang terbaik bagi kita. Karena kalau pake cara pandang kita, itu adalah
hal yang gak pasti. Bisa aja menurut kita sesuatu itu baik untuk kita, tapi
ternyata itu buruk bagi kita. Sebaliknya, bisa aja menurut kita sesuatu itu
buruk untuk kita, tapi ternyata itu baik untuk kita. Dugaan manusia itu gak
pasti. Bisa salah.
Karena pada dasarnya, hanya Allah yang tau secara pasti, mana yang terbaik bagi kita. Bahkan kata Allah “boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Terjemah QS. Al-Baqarah ayat 216)
Ketiga,
belajar tentang kesabaran. Bicara sabar memang mudah, namun prakteknya gak
semudah mengucapkannya. Saya belajar bahwa keputusan Allah adalah sesuatu yang
harus saya terima dengan lapang dada, berharap ada kebaikan dengan kesabaran
yang saya lakukan.
Karena hal itulah Rasul sampaikan bahwa kehidupan seorang mukmin itu ajaib. Ketika mendapati kebaikan, maka ia mensyukurinya dan itu kebaikan baginya. Ketika mendapati keburukan, maka ia bersabar karenanya dan itupun kebaikan baginya.
Keempat,
belajar semakin yakin bahwa Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.
Ini point paling dahsyat. Peristiwa pengunduran jadwal sidang ini bener-bener bikin saya semakin yakin bahwa Allah benar-benar Maha Kuasa. Saya yang sudah merasa yakin akan sidang Jumat besok, ternyata harus dikagetkan dengan berita dadakan berisi pengunduran sidang di hari Selasa depannya, empat hari saya harus menunggu. Ini menyadarkan saya bahwa, mudah banget bagi Allah untuk menghendaki sesuatu dengan cepat.
Jangankan sesuatu yang kita duga, sesuatu yang gak kita duga aja Allah sangat mampu mengubahnya sesuai kehendak-Nya. Membuat diri ini semakin merasa sangat perlu pertolongan Allah. Juga merasa lancang ke Allah, karena betapa beraninya diri ini menentang perintah Allah, padahal diri ini sangat lemah dan Allah Maha Kuat. Astaghfirullah.
Ternyata
tidak ada yang salah dengan kehendak Allah. Yang ada mungkin kurang tepatnya
diri kita menyikapi ketetapan Allah.
Karena
kejadian ini, akhirnya saya bisa mengambil pembelajaran, dan inilah sikap yang
bisa kita lakukan, mengambil pembelajaran.
Sehingga hal ini pun bisa saya bagikan ke temen-temen semua, mudah-mudahan pembelajaran ini bisa menjadikan kita semakin merasa perlu ke Allah, semakin ingin taat sama Allah, semakin ingin dekat sama Allah dan semakin berbaik sangka ke Allah.
“Wahai Rabb yang Maha Hidup, wahai Rabb yang kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan diriku (urusanku) kepada diriku sendiri walau sekejap mata (tanpa mendapatkan pertolongan-Mu).” Aamiin.
Semoga
bermanfaat.
Saudaramu,
Hendri.
Komentar
Posting Komentar